Pada musim penghujan banyak air yang tersimpan pada barang bekas di lingkungan sekitar rumah kita.tidak kita sadari bahwa tempat ter sebut bisa untuk berkembang biak nyamuk. alankah baiknya kita membersihkan lingkungan rumah kita sendiri dengan cara menutuk tempat-tempat yang bisa berkembang biak nyamuk.
Apalagi nyamuk yang bisa menular sepaerti nyamuk aedes aegypti atau nyamuk demam berdarah.Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family Culicidae. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan.
Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
Bionomi Nyamuk Aedes Aegypti
Bionomik vektor
meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit,
kesenangan nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang:
1) Kesenangan tempat perindukan nyamuk.
Tempat perindukan
nyamuk biasanya berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana.
Nyamuk Aedes tidak dapat berkembangbiak digenangan air yang langsung
bersentuhan dengan tanah. Genangannya yang disukai sebagai tempat perindukan
nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu wadah yang biasanya
disebut kontainer atau tempat penampungan air bukan genangan air di
tanah.Survei yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia menunjukkan
bahwa tempat perindukan yang paling potensial adalah TPA yang digunakan sehari
–hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember dan sejenisnya. Tempat
perindukan tambahan adalah disebut non-TPA, seperti tempat minuman hewan, vas bunga, perangkap semut dan lain-lainnya, sedangkan TPA alamiah seperti
lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang,
pangkal pohon pisang, potongan bambu, dan lain-lainnya.
Nyamuk Aedes
aegypti lebih tertarik untuk meletakkan telurnya pada TPA berair yang berwarna
gelap, paling menyukai warna hitam, terbuka lebar, dan terutama yang terletak
di tempat-tempat terlindung sinar matahari
langsung. Tempat perindukan nyamuk Aedes yaitu tempat di
mana nyamuk Aedes meletakkan telurnya terdapat di dalam rumah (indoor) maupun
di luar rumah(outdoor). Tempat perindukan yang ada di dalam rumah yang paling
utama adalah tempat-tempat penampungan air: bak mandi, bak air WC, tandon air
minum,tempayan, gentong tanah liat, gentong plastik, ember, drum, vas tanaman
hias,perangkap semut, dan lain-lain. Sedangkan tempat perindukan yang ada di
luar rumah (halaman): drum, kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, pot bekas,
pottanaman hias yang terisi oleh air hujan, tandon air minum, dan lain-lain.
2) Kesenangan nyamuk menggigit
Nyamuk Aedes hidup di dalam dan di sekitar rumah sehingga makanan yang
diperoleh semuanya tersedia di situ. Boleh dikatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti
betina sangat menyukai darah manusia (antropofilik). Kebiasaan menghisap darah
terutama pada pagi hari jam 08.00-12.00 dan sore hari jam 15.00-17.00. Nyamuk
betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-klali dari
satu individu ke individu yang lain. Hal ini disebabkan karena pada siang
harimanusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif
bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak dapat menghisap darah dengan tenang
sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan
penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.Waktu mencari makanan, selain
terdorong oleh rasa lapar, nyamuk Aedes juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu bau yang dipancarkan oleh inang,temperatur, kelembaban, kadar karbon
dioksida dan warna. Untuk jarak yang lebih jauh, faktor bau memegang peranan
penting bila dibandingkan dengan faktor lainnya.
Sedangkan nyamuk Aedes Albopictus betina aktif di luar ruangan yang teduh
dan terhindar dari angin. Nyamuk iniaktif menggigit pada siang hari. Puncak
aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun diketahui
pada pagi hari dan petang hari.
3) Kesenangan nyamuk istirahat
Kebiasaan istirahat nyamuk Aedes aegypti lebih banyak di dalam rumah pada
benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di tempat-tempat lain yang terlindung. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan
telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina
akan meletakan telurnya di dinding tempat
perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.
Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah
telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila
berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur
dapat menetas lebih cepat .
4) Jarak terbang
Penyebaran nyamuk
Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
ketersediaan tempat bertelur dan darah, tetapi tampaknya terbatas sampai jarak
100 meter dari lokasi kemunculan.Akan tetapi penelitian terbaru di Puerto Rico
menunjukkan bahwa nyamuk ini dapat menyebar sampai lebih dari 400 meter
terutama untuk mencari tempat bertelur. Transportasi pasif
dapat berlangsung melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung.
5) Lama hidup
Nyamuk Aedes Aegypti dewasa memiliki rata-rata lama hidup 8 hari. Selama
musim hujan, saat masa bertahan hidup lebih panjang, risiko penyebaran virus
semakin besar. Dengan demikian, diperlukan lebih banyak
penelitian untuk mengkaji survival alami Aedes Aegypti dalam berbagai kondisi
Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan tentang pola perilaku nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai Pemberantasan Sarang Nyamuk dan jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat .
Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan tentang pola perilaku nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai Pemberantasan Sarang Nyamuk dan jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat .
Perilaku tersebut meliputi :
a) Perilaku Mencari Darah
1. Setelah kawin, nyamuk betina
memerlukan darah untuk bertelur
2. Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
3. Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 – 12.00 dan jam 15.00 – 17.00
2. Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
3. Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 – 12.00 dan jam 15.00 – 17.00
4. Untuk mendapatkan darah yang
cukup, nyamuk betina sering menggigit lebih dari satu orang
5. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
5. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
6. Umur nyamuk betina dapat
mencapai sekitar 1 bulan.
b) Perilaku Istirahat
Setelah kenyang menghisap darah,
nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 – 3 hari untuk mematangkan telur.
Tempat istirahat yang disukai :
1. Tempat-tempat yang lembab
dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur.
2. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai.
3. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
2. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai.
3. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
c) Perilaku berkembangbiak Nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti:
1. Tempat
penampungan air untuk keperluan sehari-hari :bak mandi, WC, tempayan, drum air,
bak menara( tower air) yang tidak tertutup, sumur gali.
2. Wadah yang
berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas bunga, pot bunga,
potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air
di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air meskipun dalam
volume kecil.
5.
Pengendalian Vektor
Pemberantasan nyamuk Ae.
aegypti bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit demam
berdarah dengue hingga ke tingkat yang bukan merupakan masalah kesehatan
masyarakat lagi. Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling
tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan
mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan
di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
·Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang
berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak
mandi.
·Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki
akses ke tempat itu untuk bertelur.
·Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Ada beberapacara lain untuk pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti diantaranya
:
a.
Pengasapan (Fogging)
Pengasapan atau fogging dengan
menggunakan jenis insektisida misalnya, golongan organophospat atau pyrethroid
synthetic (Supartha,2008). Contohnya,
malathion dan fenthoin, dosis yang dipakai adalah 1 liter malathion 95% EC + 3
liter solar. Pengasapan dilakukan pada pagi antara jam 07.00-10.00 dan sore
antara jam 15.00-17.00 secara serempak. Penyemprotan dilakukan dua siklus
dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan pertama, semua nyamuk yang
mengandung virus dengue (nyamuk infentif) dan nyamuk lainnya akan mati.
Penyemprotan kedua bertujuan agar nyamuk baru yang infektif akan terbasmi
sebelum sempat menularkan kepada orang lain. Dalam waktu singkat, tindakan
penyemprotan dapat membatasi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti
dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat
tetap ditekan serendah – rendahnya.
Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan menggunakan cara penyemprotan pada
dinding (residual spraying) karena nyamuk Ae.aegypti tidak suka hinggap pada
dinding, melainkan pada benda-benda yang tergantung seperti kelambu dan pakaian
yang tergantung.
b.
Repelen
Repelen, yaitu bahan kimia atau
non-kimia yang berkhasiat mengganggu kemampuan insekta untuk mengenal bahan
atraktan dari hewan atau manusia. Dengan
kata lain, bahan itu berkhasiat mencegah nyamuk hinggap dan menggigit. Bahan
tersebut memblokir fungsi sensori pada nyamuk. Jika digunakan dengan benar,
repelen nyamuk bermanfaat untuk memberikan perlindungan pada individu
pemakainya dari gigitan nyamuk selama jangka waktu tertentu (Kardinan,2007).
Nyamuk dalam mengincar mangsanya lebih mengandalkan daya cium dan panas tubuh
calon korbannya. Daya penciuman itulah yang menjadi target dalam menghalau
nyamuk.
Salah satu cara yang lebih ramah
lingkungan adalah memanfaatkan tanaman anti nyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman
yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Cara penempatan tanaman ini bisa diletakkan di sudut-sudut ruangan dalam
rumah, sebagai media untuk mengusir nyamuk. Jumlah tanaman dalam ruangan tergantung luas ruangan.
Sementara, untuk penempatan diluar rumah/pekarangan sebaiknya diletakkan dekat
pintu, jendela atau lubang udara lainnya, sehingga aroma tanaman terbawa angin
masuk ke dalam ruangan. Contoh tanaman anti nyamuk yang gampang ditemui antara
lain: Tembelekan (Lantana camera L), Bunga Tahi ayam atau Tahi Kotok (Tagetes
patula), Karanyam (Geranium spp), Sereh Wangi (Andropogonnardus/ Cymbopogon
nardus), Selasih (Ocimum spp), Suren (Toona sureni, Merr), Zodia (Evodia
suaveolens, Scheff), Geranium (Geranium homeanum, Turez) dan Lavender
(Lavandula latifolia,Chaix).
c.
Teknik Serangga Mandul (TSM)
Radiasi dapat dimanfaatkan untuk
pengendalian vektor yaitu untuk membunuh secara langsung dengan teknik
desinfestasi radiasi dan membunuh secara tidak langsung yang lebih dikenal
dengan Teknik Serangga Mandul (TSM), yaitu suatu teknik pengendalian vektor
yang potensial, ramah lingkungan, efektif, spesies spesifik dan kompatibel
dengan teknik lain. Prinsip dasar
TSM sangat sederhana, yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri(autocidal technique). Teknik Jantan Mandul atau TJM merupakan teknik
pemberantasan serangga dengan jalan memandulkan serangga jantan. Radiasi untuk
pemandulan ini dapat menggunakan sinar gamma, sinar X atau neutron, namun dari
ketiga sinar tersebut yang umum digunakan adalah sinar gamma.
Semaga bermanfaat bagi para pembaca sekalian .jangan lupa baca juga MACAM OBAT AJAIB DARI LEBAH
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Health /
Tips dan trik
dengan judul Cara Sederhana Memberantas Nyamuk Aedes Aegypti. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sulisucup.blogspot.com/2015/01/cara-sederhana-memberantas-nyamuk-aedes.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
sulisucup -
Belum ada komentar untuk "Cara Sederhana Memberantas Nyamuk Aedes Aegypti"
Posting Komentar